Rabu, 13 November 2013

RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA SMA KELAS XII




MEMBEDAKAN ANTARA FAKTA DAN OPINI

Fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi atau kalimat yang dapat diuji kebenarannya . Sedangkan pendapat atau opini adalah buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal atau pernyataan/kalimat yang belum tentu kebenarannya. Suatu permasalahan dapat memunculkan pendapat yang bermacam-macam.
Agar lebih jelas, lihatlah tabel berikut!

No
Pembeda
Fakta
Opini
1
Pengertian
Kenyataan atau bukti mengenai sesuatu
Gagasan atau pendapat
2
Bentuk
Fakta bisa menunjukkan data,jangka, peristiwa, gambar
Berupa saran, kritik, harapan, dan nasihat.
3
Sifat
Menunjukkan
Mengharapkan

Contoh fakta          :
1. Pada era otonomi daerah pembangunan diserahkan kepada pemerintahan daerah masing-masing.

Contoh Opini         :
1. Dengan otonomi daerah rakyat tambah makmur.

Latihan.
  1. Manggis yang menjadi andalan ekspor Indonesia dan Thailand sekarang dikembangkan di Australia. Bahkan sudah dua belas tahun terakhir ini mereka serius berkebun manggis. Bibit manggis asl biji tersebut antara lain dipungut dari Bali dan Lombok. Di Indonesia nasib manggis agaknya kurang seberuntung rekannya yang dikembangkan di Australia. Kini pekebun Australia telah menuai hasilnya.
Berdasarkan pargraf di atas pertanyaan-pertanyaan berikut yang jawabannya dapat berupa opini adalah....
a.       Negara mana yang menjadikan manggis sebagai andalan ekspor?
b.      berapa lama manggis sudah dikembangkan secara serius di Australia?
c.       Apakah buah manggis sudah dikembangkan di Australia?
d.      Bagaimana nasib buah manggis di Indonesia?
e.       dari mana bibit asal biji diperoleh?
2.      Salah seorang yang gigih menanam manggis adalah Pedro dan Margaret O'Connor dari Kuradui Estates. Di lahan seluas 404 ha mereka mananam tidak kurang dari 1.000 pohon yang sudah produktif pada umur 9-12 tahun. Pada saat kunjungan, manggis penuh dengan buah muda. Rasanya tidak percaya ada pemandangan seperti itu di Australia.
Pertanyaan-pertanyaan berikut yang tidak tepat untuk paragraf di atas adalah....
a.       Berapa luas lahan yang ditanami manggis oleh Pedro dan Margaret?
b.      Dari manakah asal Pedro dan Magaret O'Connor?
c.       pada umur berapakah tanaman manggis yang ditanam Pedro dan Margaret sudah produktif?
d.      Berapakah tanaman manggis yang ditanam oleh Pedro dan Margaret?
e.       kapan Pedro dan Margaret mengadakan kunjungan?
3.      Pada paragraf soal no. 2, yang menunjukkan fakta terdapat pada kalimat nomor.....
a.       kesatu dan kedua
b.      kesatu dan ketiga
c.       kesatu dan keempat
d.      kedua dan ketiga
e.       kedua dan keempat
4.      Sementara itu, produksi manggis lokal yang dapat dipasarkan pada tahun 1995 baru mencapai 100 ton. Ini berarti potensi pasar manggis masih sangat besar.
Dari paragraf singkat tersebut buatlah pertanyaan berdasarkan fakta dan opini!     



Kata serapan

Penyerapan kata asing dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1.      Adopsi
      Adopsi adalah memungut secara utuh tanpa ada perubahan atau penyesuaian.
      Contoh : adopsi dari bahasa Cina,→ bakso, bakmi, cawan, kecap.
      Dalam bahasa inggris → start, stop, sport, planning.
2.      Adaptasi
      Adapatasi adalah memungut dengan menyesuaikan lafal/kaidah dalam bahasa indonesia.
      Contoh : adaptasi dari bahasa Belanda : voschot → persekot, voor-lopor → pelopor.
3.      Pungutan terjemahan
Siap UN 2011Pungutan terjemahan berarti memungut atau hasil terjemahan kata-kata atau istilah tanpa mengubah makna.
      Contoh : sahih → valid, rakitan → assembling.

PERUBAHAN MAKNA
JENIS PERUBAHAN MAKNA

1.      Perubahan makna meluas
Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain.
Contoh :
o   Kata baju  yang semula hanya bermakna “pakaian sebelah atas dari pinggang samapi ke bahu” sekarang maknanya meluas termasuk celana, topi, dasi dan sepatu seperti pada frase baju seragam.
o   Kata saudara  dulu maknanya orang yang masih memiliki ikatan darah (orang yang sekandung) sekarang maknanya untuk sapaan orang yang seusia/sebaya.

2.      Perubahan makna menyempit
Perubahan makna menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang dahulu mencakup makna yang lebih luas (lebih dari satu makna), kemudian menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.
Contoh :
  • Kata bau  pada mulanya mengandung makna yang lebih luas untuk menyebut segala macam gas yang diserap oleh indra pencium. Sekarang kata bau  selalu diartikan busuk. Bajunya bau.
  • Kata sarjana  dahulu mengandung makna meluas yakni orang yang pintar. Sekarang sarjana diartikan orang yang sudah lulus wisuda di universitas (perguruan tinggi)
3.      Peyoratif
Peyoratif atau peyorasi adalah gejala perubahan pandangan terhadap makna kata yang dahulu dirasakan biasa atau bahkan dianggap baik, sekarang dirasakan kasar, kurang baik atau tidak enak.
Contoh :
  • Kata kaki tangan  yang semula bermakna anggota badan yang utama, kemudian memperolah makna pem,bantu dalam arti biasa, sekarang kebanyakan dipakai dalam arti yang kurang baik, seperti pada frase kaki tangan musuh, kaki tangan pencoleng.
  • Kata abang  yang semula dipakai untuk sebutan kakak laki-laki, sekarang sering dipakai untuk menybut orang laki-laki yang berstatus rendah, seperti abang becak, abang bakso, bang sopir.
4.      Ameliorasi atau melioratif
Ameliorasi adalah pandangan terhadap makna kata yang dahulu dirasakan biasa, sekarang dianggap lebih tinggiatau lebih baik.
Contoh :
o   Kata putra  sekarang dirasakan lebih tinggi nilainya dari kata anak atau anak laki-laki.
o   Kata istri  atau nyonya  dirasakan lebih tinggi nilainya dari pada bini.
5.      Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna sebagai akibat adanya persamaan sifat. Makna asli sering masih terdapat pada lingkungan semula pada benda atau keadaan tempat makna itu lahir. Antara makna baru dengan makna lama ada pertalian erat.
Cotoh :
  • Kata kunci  berasal dari lingkungan alat-alat rumah. Dalam pengajaran, kunci  berarti jawaban soal-soal yang telah disediakan oleh pembuat soal.
  • Kata mencatut  dari bidang perbengkelan yang berarti bekerja dengan menggunakan catut/tang, kemudian dipakai dalam bidang jual beli dengan arti “memperoleh keuntungan banyak dengan mudah” seperti frase mencatut tiket (orang yang menjual tiket/karcis di luar tempat yang ditentukan). Mencatut nama (menjual nama orang dengan tujuan mencari keuntungan).
6.      Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran pandangan antara dua indra yang berbeda. Biasanya pertuklarang tanggapan ini terjadi antara indra pendengaran dan indra perasaan / pengecap atau indra pendengaran dan indra penglihatan.
Contoh :
o   Wajahnya manis sekali
            Kata manis sebenarnya tanggapan indra perasa lidah
o   Dengan nada keras, ia mengancam saya.  
Kata keras sebenarnya adalah tanggapan indra perasa tubuh


MENULIS SURAT LAMARAN PEKERJAAN

Dasar pengajuan surat lamaran pekerjaan:
  1. Berdasarkan inisiatif sendiri atau informasi dari orang lain, teman dan kenalan.
  2. Berdasarkan iklan, baik media cetak seperti surat kabar maupun media elektronik seperti televise atau radio.
Prinsip-prinsip penulisan bagian-bagian surat lamaran pekerjaan.
1.      Penulisan tanggal surat dalam surat lamaran pekerjaan.
   Diketik sebelah kanan atas, kiri atas atau kanan bawah. Nama tempat dituliskan. Nama bulan dan tahun ditulis lengkap tanpa diakhiri dengan tanda titik. Misalnya, Lebong Selatan, 2 November 2008 bukan Lebong Selatan-November-2008
2.      Penulisan lampiran dan perihal surat
            Penulisan lampiran dan perihal surat diketik segarir dengan tanggal, bulan dan tahun. Lampiran dan nomor surat haruslah dibuat sebagai berikut.
a.       Taat asas (disngkat semua atau ditulis utuh semua)
                     1. Nomor         :                                                           2. No.              :
                         Lampiran     :                                                               Lamp.          :
                         Perihal         :                                                               Hal.             :
b.      Penulisan lampiran surat haruslah tepat. Misalnya Lampiran : Empat helai                           dan bukan
Lampiran : 4 (empat ) helai
            Perihal surat menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Adapun penulisannya berwujud frasa dan dimulai dengan huruf besar, tidak ada titik di belakangnya dan tidak digarisbawahi, serta isinya harus lebih khusus.
3.      Penulisan alamat surat
            Alamat surat ditulis dengan aturan; (a) berisi nama orang atau jabatan, nama jalan dan nomor rumah, serta nama kota, (b) di depan nama orang ditulis Yang terhormat (Yth.), (c) kata sapaan Saudara, Bapak, Ibu digunakan di depan nama orang, dan tidak perlu jika diikuti nama jabatan (Rektor, Kepala Sekolah, Camat, Bupati, dsb.), (d) nama jalan tidak disingkat, (e) surat ditujukan kepada pejabatnya, dan bukan nama kantornya, (f) nama kota tidak didahului kata depan di, dan (g) kata kepada tidak perlu dituliskan sebab sudah jelas kepada siapa surat itu ditujukan.
4.      Penggunaan salam pembuka dan pembukaan isi surat lamaran pekerjaan
            Salam pembuka resmi adalah Dengan hormat, dan diakhiri dengan tanda koma. Pembukaan surat lamaran pekerjaan bisa berkaita dengan sumber lowongan yang ada di pengumuman, iklan dan sebagainya.pelamar perlu meyebutkan sumber lamaran.
                  Contoh:
            Dalam harian umum Kompas, Minggu 8 Oktober 2008, saya membaca iklan lowongan pekerjaan sebagai editor di perusahaan PT Bumi Aksara
5.      Penulisan alinea isi surat lamaran pekerjaan
            Alinea isi surat lamaran pekerjaan ditulis dengan prinsip; (a) berisi pernyataan pelamar untuk mengajukan lamaran dalam pekerjaan tertentu, yang sesuai lowongan karena memenuhi persyaratan yang diminta, (b) menuliskan kualifikasi diri pelamar (nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, kepribadian, pendidikan, pengalaman), (c) mencantumkan syarat administratif yang diminta, dan beberapa jenis lampiran sebagai bahan pertimbangan, (d) kata ganti yang digunakan adalah saya, bukan kami, dan (e) kata sapaan untuk pejabat atau pemimpin lembaga atau perusahaan adalah Bapak atau Ibu bukan Saudara atau Kamu.
6.      Penulisan alinea penutup surat lamaran pekerjaan
            Ditulis dengan aturan; (a) berisi ucapan terima kasih dan harapan untuk dipertimbangkan, (b) di belakang kata sapaan dibubuhkan tanda koma, dan (c) ada variasi ungkapan.

Contoh surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan.
Horizontal Scroll: Lampiran	: Tujuh helai							Jakarta, 18 Oktober 2008
Perihal	: Lamaran kerja			

Yth. Manajer SDM PT Bumi Aksara
Jalan Sawo Raya No. 8
Jakarta

Dengan hormat,
	Dalam harian umum Kompas, Minggu 12 Oktober 2008, saya membaca iklan lowongan pekerjaan sebagai editor di perusahaan PT Bumi Aksara. 
	Berdasarkan persyaratan yang dituliskan dalam iklan tersebut, saya dapat memenuhinya. Oleh karena itu, bersama surat ini saya,
nama				: Archi Cantona, S.Pd.
tempat, tanggal lahir		: Bandung, 14 Oktober 1980
pendidikan terakhir		: Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2007
alamat			: Jalan Taman Sri 12 Jakarta 
ingin mengajukan lamaran pekerjaan untuk mengisi lowongan tersebut.
	Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama surat ini saya lampirkan:
1.	satu lembar fotokopi ijazah pendidikan terakhir;
2.	satu lembar fotokopi transkrip nilai;
3.	satu lembar fotokopi daftar riwayat hidup;
4.	satu lembar fotokopi KTP;
5.	satu lembar fotokopi SKCK;
6.	dua lembar paspoto ukuran 4 x 6;
7.	satu lembar fotokopi sertifikat kursus komputer.
Demikian surat lamaran pekerjaan ini. Atas perhatian Bapak, saya mengucapkan terima kasih.

									Hormat saya,
                                                                                 			       
                                                                                                      Archi Cantona, S.Pd.


 
 


































Contoh surat lamaran pekerjaan berdasarkan inisiatif sendiri


Reserved: Lampiran	: Delapan helai				Malang, 18 Oktober 2008
Perihal		: Lamaran kerja


Yth. Rektor Universitas Unggulan
Jalan Pemuda No. 1
Malang


Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini,
nama			: Puspa Aurora Asteric, M.Pd.
tempat, tanggal lahir	: Malang, 21 April1985
pendidikan terakhir	: Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2003
			  Magister Pendidikan Bahasa (S2)  2007
alamat 			: Jalan Semeru 24 Malang
ingin mengajukan lamaran pekerjaan kepada Bapak sebagai dosen tetap di Universitas Unggulan Malang.
Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama surat ini saya lampirkan:
1.	satu lembar fotokopi ijazah Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia;
2.	satu lembar fotokopi  hijaza Magíster Pendidikan Bahasa;
3.	satu lembar fotokopi transkrip nilai Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia;
4.	satu lembar fotokopi transkrip nilai Magister Pendidikan Bahasa;
5.	satu lembar fotokopi daftar riwyat hidup;
6.	satu lembar fotokopi SKCK;
7.	satu lembar surat kesehatan;
8.	dua lembar pasfoto usuran 4 x 6.
Besar harapan saya bahwa Bapak akan mempertimbangkan lamaran ini. 
Atas perhatian Bapak, saya mengucapkan terima kasih

								Hormat saya,


							Puspa Aurora Asteric, M.Pd.
 



















































MAKNA KATA


Jenis-jenis makna kata
1.      Homonim
Homonim adalah kata-kata yang lafal dan ejaannya sama tetapi maknanya berbeda.
Contoh :
1.      Orang yang kikir itu tidak mau membeli kikir. (kikir = pelit; kikir = alat dari besi baja untuk menajamkan sesuatu)
2.      Dari roman mukanya dan buku yang disimaknya kelihatan bahwa ia sedang membaca roman Layar Terkembang (roman = wajah; roman = jenis cerita fiksi)
3.      Ketika ia memperbaiki ketam, ada ketam merayap di depannya. (ketam = ani-ani; ketam = kepiting)
2.      Homofon
Homofon adalah kata-kata yang lafalnya sama tetapi ejaan dan maknanya berbeda.
Contoh:
1a.   Pada masa revolusi, massa rela berkorban demi nusa dan bangsa ( masa = waktu, saat; massa = sekumpulan orang banyak )
2a.   Sambil membaca babad  Tanah Jawa, Puspa makan soto  babat. ( babad = sejarah; babat = daging kerbau atau lemu )
3a.   Ia masih sangsi terhadap kebenaran berita itu. (sangsi = ragu-ragu )
3b. Sanksi yang diberikan terhadap perampok itu terlalu ringan (sanksi = tindakan atau hukuman )
3.      Homograf
Homograf adalah kata-kata yang ejaannya  sama tetapi lafal dan maknanya berbeda.
Contoh:
1a. Semi tanaman itu sudah tumbuh dengan subur. (semi  yang dilafalkan dengan e lemah berarti tunas )
1b. Gedung itu masih bersifat semi permanen  (semi yang dilafalkan dengan e keras = setengah)
2a. Pertandingan antara dua kesebelasan itu berhasil seri (seri yang dilafalkan dengan e lemah = tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah )
2b. Lina membaca cerita Putri Laut seri ke tiga (seri yang dilafalkan dengan e keras = rangkaian yang berturut-turut)
3a. Benda ini mental ketika mobil yang membawanya melaju kencang  (mental yang dilafalkan dengan e lemah = terpelanting )
3b. Dalam masa pembangunan faktor mental sangat menentukan (mental tyang dilafalkan dengan e keras = batin / jiwa dan watak manusia)
4.      Polisemi
Polisemi adalah satru kata yang mempunyai makna ganda atau lebih dari satu, namun kemungkinan makna ganda tersebut masih dapat dirasakana hubungannya dengan makna dasar.
Contoh:
1.Ia jatuh dari pohon (jatuh = bergerak dengan cepat dari atas ke bawah )
2.Setelah tiba di perkemahan, ia jatuh sakit ( jatuh = menjadi )
3.Kota itu jatuh ke tangan musuh (jatuh = kalah atau dirampas musuh)
4.Dia telah jatuh dalam ujian nasional (jatuh = gagal)
5.      Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang maknanya sama  tetapi bentuk katanya berbeda
Contoh: pintar-pandai, berita- kabar,menunggu-menanti, dsb.
6.      Antonim
Kata-kata yang berlawanan maknanya dan bentuk katanya berbeda.
Contoh: siang-malam, tinggi-rendah, awal-akhir, dsb.
7.      Makna Denotasi
Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan makma apapun dari makna asalnya atau sesuai dengan makna di dalam kamus atau makna sebenarnya.
Contoh        tangan panjang = tangannya berukuran panjang
  Kepala besar = ukuran kepalanya besar
8.      Konotasi
Konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan dari makna asalnya/ makna kiasan.
Contoh :
Panjang tangan      = suka mencuri
Besar kepala          = sombong / angkuh
9.      Hipernim ( kata umum ) dan Hiponim (kata khusus)
Hipernim adalah kata yang ruang lingkupnya meliputi bagian-bagian dari kata lainnya.
Hiponim adalah kata yang cakupannya lebih sempit dan merupakan bagian atau anggota dari kata lainnya.
Contoh :
Hipernim Tumbuhan→ hiponimnya rumput, mahoni, kelapa, padi, jamur, dsb.
Hipernim bunga →hiponimnya dahlia, melati, tulip, matahari, seroja, dsb.

MAJAS ATAU GAYA BAHASA  



 
Majas adalah bahasa kias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Macam-macam majas :
A. Majas penegasan

1.      Pleonasme adalah majas penegasan dengan menggunakan kata yang samamaksud dengan kata mendahuluinya atau majas yang menggunakan kata-kata yang lebih banyak daripada yang diperlukan.
      Contoh :
o   saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.
o   Turun segera ke bawah (turun sudah berarti ke bawah)
2.      Repetisi adalah penegasan dengan jalan mengulang  kata atau kelompik kata yang sama untuk maksud menarik perhatian atau lebih menegaskan.Biasa dipakai dalam pidato atau karangan prosa.
Contoh:
o   Adakah suaraku kau dengar. Adakah petunjukku kau ikuti. Adakah nasihatku kau pegang teguh?
o   Hanya dengan belajar, sekali lagi belajar cita-citamu dapat berhasil
3.      Tautologi adalah majas penegasan dengan jalan mengul;ang sebuah kata beberapa kali dalam sebuah kalimat.
Contoh:
o   Jangan, jangan sekali-kali kau ulangi lagi!
o   Tidak, tidak mungkin  ia melakukan perbuatan sekeji itu!
4.      Pararelisme adalah gaya bahasa pengulangan dalam puisi.
            Pararelisme dibagi dua macam :
a.       Anapora, pengulangan awal baris puisi.
                     Contoh:     Ada padang, ada belalang
                                       Ada usaha pasti menang
b.      Epipora, pengulangan kata pada akhir baris puisi.
Contoh:     Yang datang, datang juga
Yang pulang, pulang juga
Orang ramai mengalir juga
Pekik sorak bersahut juga
5.      Klimaks yaitu majas penegasan yang melukiskan keadaan yang makin naik atau tinggi.
Contoh:
o   suaranya perlahan, lantang, mengguntur, mengeledek, membangkitkan semangat
o   Hujan rinai-rinai, rintik-rintik, gerimis, makin deras dan akhirnya bagai dicurahkan dari langit.
6.      Antiklimaks yaitu majas penegasan yang melukiskan keadaan yang semakin turun.
Contoh:
o   bukan seribu, bukan seratus, bukan sepuluh, tetapi hanya satui yuang aku minta
o   Presiden, para menteri, pembesar-pembesar dan rakyat jelata semusnya hadir dalam upacara itu.
7.      Retorik adalah majas penegasan berupa pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, karena telah sama-sama dimaklumi jawabannya. Biasanya dipakai dalam pidato, untuk menandaskan maksud atau untuk mengejek.
Contoh :
o   Sudahkah tercapai masyarakat yang adil dan makmur?
o   Tidakkah semuanya ingin bahagia?
8.      Inversi adalah majas berupa susunan kalimat yang predikatnya mendahului subjek, dengan tujuan untuk menghidupkan pernyataan.
Contoh :
o   Datanglah ia perlahan-lahan.
o   Menangislah kekasihnya tersedu-sedu.
9.      Elipsis adalah majas penegasan yang menyebutkan salah satu bagian kalimat saja, mungkin subjek saja, predikat saja atau objek saja, karena sudah dalam suasana yang sama-sama dimaklumi.
Contoh :
o   Saya? (mungkin maksudnya: sayakah yang Anda panggil?)
o   Pergi! (mungkin maksudnya: pergilah engkau sekarang!)
10.  Koreksio adalah majas penegasan yang menggunakan kata lain yang lebih tepat sebagai koreksi terhadap kata yang dipakai terdahulu atau majas yang menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh :
o   Bajunya kemerah-merahan, bukan merah muda yang dipakainya kemarin.
o   Sudah empat kali saya mengunjungi daerah itu, ah bukan, sudah lima kali.
11.  Interupsi adalah majas penegasan yang menysipkan kata atau kelompok kata pada kalimat.
Contoh :
o   Ia – juga teman-temannya- telah pergi.
o   Aku – kalau tidak karena terpaksa – tidak mau melakukan itu.
12.  Asindeton adalah majas penegasan yang menyebutkan sesuatu berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung, agar pembaca mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal yang disebutkan itu.
Contoh :
o   Bus, truk, sedan, jip, becak, sepeda motor
Semuanya diatahn dan penumpangnya diperiksa satu persatu
o   Piring, gelas, sendok, garpu, buku, pena
Semua dijual di toko itu.
13.  Polisendeton adalah majas penegasan yang melukiskan rangkaian kejadian dengan menggunakan kata penghubung, lebih-lebih dalam sastra lama.
Contoh :
o   Maka apabila sampailah dekat kepada kampung orang, apabila orang empunya kampung itu melhita akan dia, maka diusirnyalah dengan kayu, maka si miskin itu pun larilah ia lalu ke pasar.
14.  Preterito adalah majas penegasan yang menyembunyikan maksud yang sebenarnya supaya pendengar berpikir dan turu menyelididki.
Contoh :
o   Tak perlu saya sebutkan siapa orangnya kamu sudah tahu sendiri
o   Hal ini tak usah saya ceritakan lagi, umum sudah tahu.
15.  Enumersi adalah majas penegasan yang menguraikan secara satu persatu dengan kalimat yang singkat agar bagian-bagian itu jelas dalam keseluruhan.

Contoh :
o   Manusia hidup dari zaman ke zaman
Yang satu bertaut dengan yang lain
Rukun dan damai selalu dijaga
Silang sengketa dijauhkan
Saling jaga bina martabat bersama
Agar semua hidup bahagia
16.  Eksklamasi adalah majas penegasan yang memakai kata-kata seru untuk mempertegas seruan.
Contoh :
o   Aduh, aduhai indahnya pemandangan di puncak Bromo waktu fajar menyingsing.
o   Ya Allah, Ya Tuhan lindungilah kami dari bencana alam ini!
B. Majas Perbandingan

1.      Metafora (meta + phoreo berarti perumpamaan, bertukar nama atau perbandingan langsung) adalah Majas yang menggunakan perbandingan singkat dan padat yang dinyatakan secara implisit atau memperbandingkan sesuatu secara langsung terhadap penggantinya.
Contoh :
o   Sang ratu malam telah muncul di ufuk timur (ratu malam = bulan)
o   Jantung hatinya hilang tanpa berita (jantung hati = kekasih)
2.      Personifikasi adalah majas yang menggambarkan melukiskan benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat insani (seperti manusia).
Contoh :
o   Buih laut menjilati pantai. (menjilati adalah perbuatan manusia)’.
o   Tanah air Indonesia memanggil pemuda dan pemudi.
o   Kapal layar telah hilang ditelan ombak.
3.      Litotes adalah majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri dengan menyebutkan keadaan yang berlawanan.
Contoh :
o   Mampirlah ke pondok kami ini! (padahal rumahnya gedung)
o   Makanlah seadanya! (padahal yang dihidangkan makanan yang lezat-lezat).
4.      Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang diatutkan/dikaitkan dengan orang, barang atau hal sebagai penggantinya.
Contoh :
o   Minggu depan ia bertukar cincin. (tukar cincin = bertunangan)
o   Sambil merenungi nasib kekasihnya, diisapnya jarum dalam-dalam. (jarum = rokok jarum)
5.      Eufimisme adalah majas pelembut yaitu majas yang memakai kata-kata halus sebagai ganti kata-kata yang dianggap kasar, kurang sopan atau tabu.
Contoh :
o   Saya akan ke belakang sebentar. (ke belakang = ke WC)
o   Pohon itu ada penghuninya. (penghuninya = roh halus yang tinggal di pohon itu/hantu)
6.      Hiperbola adalah majas yang dipakai untuk melebih-lebihkan sesuatu.
Contoh :
o   Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampi-hampir meledakkan aku.
o   Sorak sorai penonton membelah angkasa.
7.      Alusio adalah majas yang memakai karmina atau pantun kilat yang tidak diselesaikan, untuk menyampaikan suatu maksud yang tersembunyi.
Contoh :
o   Sudah gaharu cendana pula. (sudah tahu tapi masih bertanya juga)
o   Pinggan tak retak nasi tak dingin. (tuan tak hendak, kami pun tak ingin)
8.      Asosiasi adalah majas perbandingan yang menimbulkan asosiasi/persamaan terhadap keadaan yang sebenarnya.
Contoh :
o   Mukanya bagai bulan penuh. (mukanya bundar atau bulat)
9.      Tropen adalah majas kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
      Contoh :
o   Pikirannya melambung tinggi. (memikirka yang hebat-hebat)
o   Berhari-hari ia terbenam dengan buku. (ia tekun belajar).
10.  Pers pro toto adalah majas yang menyebut sebagian tapi yang dimaksudkan seluruh bagian.
      Contoh :
o   Bapak gubernur membangun Gelanggang Remaja. (yang membangun adalah para pekerjanya)
o   Rudy Hartono memenangkan Thomas Cup. ( tidak hanya Rudi Hartono saja yang memenangkannya, melainkan semua regu Thomas Cup Indonesia).
11.  Totem pro parte adalah majas yang menyebutkan seluruh bagian tetapi yang dimaksudkan hanya sebagian saja.
      Contoh :
o   Indonesia adalah negara pertanian, (tidak semua rakyat Indonesia bertani, hanya sebagian besarnya saja)
o   Sekolah kami memenangkan pertandingan bola voli. ( yang menang sesungguhnya hanya regu yang main saja)
12.  Antonomasia adalah majas untuk manytakan gelaran atau julukan terhadap seseorang.
      Contoh :
o   Si kancil membual. (Disebut kancil karena badannya kecil)
13.  Alegori adalah majas yang terdapat di dalam cerita yang diceritakan dengan lambang-lambang. Alegori sering mengandung sifat-sifat moral atau spiritual. Alegori biasanya merupakan cerita-cerita yang panjang dengan tujuan yang terselubung. Alegori dapat berbentuk puisi dan prosa. Contohnya. Kancil dan Buaya.
14.  Simile (perumpamaan) adalah majas yang berupa perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berbeda tetapi sengaja dianggap sama. Biasanya dinyatakan dengan kata: seperti, bagai, sebagai , seumpama, laksana, bak, ibarat, dsb.
      Contoh :
o   bedanya seperti langit dan bumi
o   semangatnya keras bagaikan baja
C. Majas Sindiran

1.      Ironi adalah majas sindiran halus.
      Contoh :
o   Banyak benar uangmu. (padahal tidak banyak)
o   Bagus benar tulisanmu! (padahal tulisannya tidak bisa dibaca)
2.      Sinis adalah majas sindiran tajam
      Contoh :
o   Sakit telingaku mendengarkan suaramu. (suaranya tidak mengenakkan)
o   Sepanjang hari makan saja kerjamu. (menyindir orang yang sering makan)
3.      Sarkasme adalah majas yang berisi cemoohan yang kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
      Contoh :
o   Cis! Jijik saya melihat kamu!
o   Mampuslah kau, tidak mau mendengar nasihat orang!
D. Majas Pertentangan

  1. Kontradiksi adalah majas pertentangan dengan jalan menggunakan sebuah kata bertentangan dengan arti kata yang dipakai terdahulu.
Contoh :
o   Semua buku telah disampul, hanya buku sejarah yang belum.
o   Saudar-saudaranya telah hadir semua, kecuali adiknya.
  1. Paradoks adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seoalah-olah berlawanan atau majas yang berupa pertentangan dua objek yang berbeda.
      Contoh :
o   Di kota yang ramai ini, ia merasa kesepian.
o   Musuh sering merupakan kawan yang akrab.
  1. Antitesis adalah majas yang memakai kata-kata berlawanan arti, untuk lebih menghidupkan pernyataan.
      Contoh :
o   Tua-muda, besar-kecil, laki-laki-permpuan, berduyun-duyun pergi ke tanah lapang.
o   Hujan-pans, siang-malam, pagi-sore tak henti-hentinyaia mencari barang hilang itu.


MENARIK KESIMPULAN DENGAN INDUKSI DAN DEDUKSI




Cara menarik kesimpulan ada dua macam:
1. Induksi

Induksi adalah penalaran yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus, kemudian menarik kesimpulan secara umum yang mencakup semua peristiwa tadi.
Contoh :
Setelah dioberikan penilaian dari seluruh karangan anak-anak kelas XII, ternyata karangan Tomy, Iwan, Hera dan Susi mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat nilai 7. Hanya Manaf yang mendapatkan nilai 6, dan tidak seorangpun yang mendapatkan nilai kurang. Boleh dikatan, anak-anak kelas XII cukup pandai mengarang.
Penalaran induksi terbagi menjadi tiga macam:
  1. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum.
Contoh sama dengan induksi.
Setelah diberikan penilaian dari seluruh karangan anak-anak kelas XII, ternyata karangan Tomy, Iwan, Hera dan Susi mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat nilai 7. Hanya Manaf yang mendapatkan nilai 6, dan tidak seorangpun yang mendapatkan nilai kurang. Boleh dikatan, anak-anak kelas XII cukup pandai mengarang.
  1. Analogi
Analogi adalah penalaran yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki berbagai persmaan. Berdasarkan persamaan-persamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
Contoh :
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin,yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mecapai puncaknya.
  1. Sebab-akibat atau Akibat-Sebab
Sebab-akibat yaitu penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab lalu disusul dengan kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh : sebab-akibat
Hujan berturut-turut mengguyur desa kami. Air sungai berangsur-angsur naik. Jalan dan halaman rumah kami pun mulai digenangi air. Akhirnya, banjir pun melanda desa kami.
Akibat-sebab yaitu penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta berupa akibat lalu disusul dengan kesimpulan yang berupa sebab.
Contoh : akibat-sebab
Kemarin Hasan tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi isterinya ke apotek membeli obat. Sakitkah Hasan?
2. Deduksi

Deduksi adalah penalaran yang dimulai dengan mengemukakan peristiwa yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Ada dua cara menarik kesimpulan dengan penalaran deduksi :
  1. menarik kesimpulan dengan satu premis
contoh :
Premis umum : hari kamis, tanggal 1 Januari 2009, merupakan hari libur nasional.
Kesimpulan :
o   pada hari itu semua sekolah libur
o   pada hari itu guru, murid, dan karyawan sekolah juga tidak masuk
o   pada hari itu semua kantor tutup
o   pada hari itu semua karyawan kantor tidak masuk dinas.
  1. Menarik kesimpulan dengan dua premis
Contoh :
  1. Premis (1a)      : semua pengendara kendaraan bermotor harus mempunyai SIM.
Premis (1b)      : sopir adalah pengendara kendaraan bermotor
Kesimpulan     : jadi, sopir harus mempunyai SIM.
  1. Premis (2a)      : Angkatan Bersenjata ketika dinas berpakaian seragam
Premis (2b)      : Angkatan Darat termasuk Angkatan Bersenjata
Kesimpulan     : Angkatan Darat ketika dinas pasti berpakaian seragam.




MENARIK KESIMPULAN DENGAN SILOGISME


Silogisme adalah bentuk penalaran dengan cara menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik kesimpulannya.
Rumus Silogisme
Bevel: PU	: Semua/setiap 	A = B
PK 	: 			C = A
K	: 			C = B


 






Dari rumus di atas dapat disimpulkan bahwa ciri silogisme adalah bahwa salah satu premis merupakan anggota premis lainnya.
Contoh :
1. PU   : Setiap pemilik kendaraan bermotor wajib membayar pajak
                                                A                                                                B
    PK   : Pak lurah memiliki kendaraan bernotor
                                C                                    A    
    K     : Pak lurah wajib membayar pajak
                     C                                     B                   

2. PU   : Semua profesor pandai
    PK   : Pak Habibi profesor
    K     : pak Habibi pandai
ENTIMEM 


 


Entimem adalah silogisme yang diperpendek,biasanya menggunakan kata sambung karena, sebab, dan kata ganti orang dia atau ia.
Rumus :


Rounded Rectangle: Entimem :  C = B, karena C = A
 




Contoh :
Silogisme
PU       : Semua A = B                        : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK       :             C = A                        : Nyoman pegawai yang baik
K         :             C = B                        : Nyoman tidak pernah datang terlambat.

Entimemn:
Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik.

Dalam contoh di atas kita mulai dengan silogisme, kemudian memperpendeknya, dan terjadilah entimem. Tetapi jika diberikan entimem, kita dapat mengembalikannya menjadi silogisme.

Contoh :

Entimem:
Istiana harus belajar dengan keras karena ia (siswa yang) ingin diterima di perguruan tinggi negeri.

C = Istiana
B = harus belajar dengan rajin
A = (siswa yang) ingin diterima di perguruan tinggi negeri.

Silogisme :
PU       : Semua siswa yang ingin diterima di perguruan tinggi negeri, harus belajar dengan keras.
PK       : Istiana siswa yang ingin diterima di perguruan tinggi negeri
K         : Istiana harus belajar dengan keras     


PARAGRAF






Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Secara umum, paragraf dibentuk oleh dua unsur yakni gagasan utama/ide pokok dan beberapa gagasan penjelas. Gagasan utama adalah hal pokok yang diungkapkan dalam suatu paragraf.gagasan utama merupakan pernyataan yang menjadi inti keseluruhan isi paragraf  sedangkan gagasan penjelas merupakan gagasan yang berfungsi menjelaskan suatu gagasan utama. Penjelasannya itu bisa dalam bentuk uraian-uraian kecil, contoh-contoh atau ilustrasi, kutipan-kutipan dan sebagainya.
Contoh :
Padahal, inti dari indie itu kan independen. Mandiri, tidak sama dengan orang lain. Akan tetapi, kalau semua kompak tampil beda, ya kesannya malah kita mengikuti tren juga. Tren indie, he...he...he...
Penjelasan:
Gagasan utama paragraf di atas adalah inti dari indie itu kan independen.
Gagasan pendukung/penjelas:
-          Mandiri, tidak sama dengan orang lain
-          Akan tetapi, kalau semua kompak tampil beda, ya kesannya malah kita mengikuti tren juga.
JENIS PARAGRAF
            Berdasarkan letak gagasan utamanya, paragraf terbagi atas beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
  1. Paragraf Deduktif
      Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal kalimat. Gagasan utama atu pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama.
Contoh:
      Industrialisasi di negara kita mendorong didirikannya berbagai macam pabrik yang memproduksi beraneka barang. Pabrik-pabrik itu memberikan lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja baik yang berasal dari masyarakat di sekitar pabrik maupun di daerah-daerah lain. Dengan demikian, adanya berbagai pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, beraneka barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut telah meningkatkan ekspor nonmigas serta menghasilkan devisa bagi negara.
  1. Paragraf Induktif
      Paragraf  induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf atau pada kalimat penutup paragraf itu.
Contoh:
      Gerakan pencinta alam dengan dasar ”sadar lingkungan sehat” telah mulai menggejala di lingkungan remaja. Tidak sedikit perkumpulan pecinta lingkungan yang anggotanya terdiri atas siswa-siswi sekolah, baik itu siswa SLTP maupun siswa SLTA.Keberanian untuk melakukan penelitianilmiah telah makin meluas, khususnya di tingkat SLTA. Fenomena-fenomena semacam itu merupakan bukti bahwa remaja pada tahun-rahun terakhir ini tidak selalu bernilai negatif.
  1. Paragraf Campuran
      Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya  terletak pada kalimat pertama dan terakhir.Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama, kalimat terakhir merupakan penegas dari pernyataan yang dikemukakan dalam kalimat pertama.
Contoh:
Berdasarkan pola umum pengembangannya paragraf terbagi dalam :Saya berkeyakinan bahwa Indonesia memfokuskan diri pada sektor agribisnis, tidak ada negara lain yang bisa menandingi kita. Agar reformasi tersebut dapat terjadi, yang  over valued harus dihindari. Memang, krisis ekonomi yang sedang berlangsung, telah mengoreksi nilai tukar kita. Dalam hal ini, pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat, tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Yang  perl;u dilakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong industri-industri yang  mampu survive  pada nilai tukar yang ada,yakni sektor agribisnis.Bagi sektor agrobisnis, semakin melemah rupiah-asal stabil-, akan semakin baik. Apabila sektor ini sudah berjalan dengan baik, mustahil negara kita akan menjadi salah satu negara yang ekonominya tetangguh di dunia.  

     

4.      Paragraf narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu, ada pelaku, peristiwa, konflik dan penyelesaiannya.
Horizontal Scroll: Sudah enam kali matahari terbenam di balik bukit itu sejak suaminya pergi. Tiga hari yang lalu seharusnya sudah nampak olehnya laki-laki itu menuruni jalan setapak dipinggir bukit, tetapi sampai hari ini belum tampak juga, dan sebentar lagi akan ketujuh kalinya matahari menghilang di sana.

Contoh :





5.      Paragraf Deskripsi
Paragraf yang melukiskan/menggambarkan suatu hal, baik itu benda, peristiwa, keadaan, atapun manusia, sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau merasakan hal yang diceritakan itu.
Horizontal Scroll: Tak ingin menyia-nyiakan liburan. Esoknya kami menuju Tanjung Lesung Resort. Air laut yang tenang memberi keindahan tersendiri saat memandangnya dari beranda Krakatau Bar, Tanjung Lesung Resort. Sebuah pemandangan yang menakjubkan, serasa berada di persisi di bibir pantai karena pantulan warna air dari kolam renang di depan bar seakan menyatu dengan air laut. Tak berlebihan jika banyak yang melukiskan keindahan pantai ini laksana surga.

Contoh :
  









6.      Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang isinya memaparkan/menerangkan/menjelaskan suatu objek dengan disertai dengan contoh, grafik, serta berbagai fakta dan data lainnya untuk memperjelas masalah yang dikemukakan sehingga pembaca dapat menerima dengan jelas.
Horizontal Scroll: Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara teliti atau membaca secara seksama bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat dan rinci. Misalnya, mengetahui hal-hal yang diperlukan.


Contoh :





7.      Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan pendapat atau alasan yang disertai atau diperkuat dengan fakta-fakta, contoh, atau bukti-bukti sehingga pendapat itu diterima.
Horizontal Scroll: Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas dan di selokan harus dibersihkan. Air yang tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di genangan air itu

Contoh :






8.      Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada pembaca tentang sesuatu dengan disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga pembaca terpengaruh.
Horizontal Scroll: Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga pengolahan membutuhkan biaya tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

Contoh :


















CARA PENGGAMBARAN WATAK TOKOH DALAM KARYA SASTRA



A.   Metode Diskutsif
Metode ini disebut juga dengan metode lamgsung yaitu pengarang langsung menceritakan kepada pembaca tentang karakter tokohnya.
Contoh:
Meskipun telah  mempunyai tiga orang anak, Marni tetap lebih cantik dari istri Parta yang diceraikannya. Setiap orang Pegaten takkan membantah, apalagi Karman. Juga semua orang yakin kecantikan Marnilah satu-satunya alasan mengapa Parta tega melepas istri pertamanya.

Bahwa Marni sudah beranak tiga dan paling cantik di desa Pegaten, semua itu secara langsung telah dikemukakan oleh pengarang.

B.   Metode Dramatis
Disebut metode dramatis karena tokoh-tokoh dinyatakan seperti dalam drama. Pengarang membiarkan tokoh-tokohnya untuk menyatakan diri mereka sendiri melalui karta-kata, tindakan-tindakan, ataupun perbuatan mereka sendiri. Metode ini disebut juga dengan metode tak langsung. Teknik-teknik metode tak langsung atau dramatis:
1.      Pemberian nama pada tokoh
2.      Percakapan tokoh
3.      Penggambaran pikiran tokoh atau apa yan g terlintas dalam pikiran tokoh
4.      Pelukisan perasaan tokoh
5.      Perbuatan tokoh
6.      Sikap tokoh
7.      Pandangan tokoh-tokoh terhadap tokoh tertentu
8.      pelukisan fisik
9.      Pelukisan latar

1.      Pemberian nama pada tokoh
Nama Sri Sumarah dalam Sri Sumarah karya Umar Kayam , tokoh ini benar-benar mempunyai watak pasrah dan penuh sikap berserah diri. Nama Pariyem dalam Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi, orang desa.Nama tokoh dalam karya prosa mencerminkan watak dan sifatnya.

2.      Percakapan tokoh
Rudi menata kursi bagi ayahnya. Mereka hanya berdua saja karena Bu Guno langsung ke dalam mengambil teh.
“Jadi kau tinggal bersama bibimu di sini?”
“Ya, ayah”
“Sekolahmu?”
“Di STM, kelas tiga,empat bulan lagi ujian”
“Syukurlah. Dan adik-adikmu?”
“Tini tinggal  bersama ibi.Dia hanya menamatkan SMP”
“Dan Tono meninggal?”
“Benar ayah,Sudah satu tahun.Saya dilarang memberi kabar pada ayah.Hanya akan menambah beban pikiran ayah saja, begiru kata itu”
“Oh ya tak mengapa.Seorang seperti ayah ini, terlalu sering mengalami hal yang menyedihkan.Lupakanitu.Tetapi di mana pamanmu?Tampaknya sepi saja!”
Percakapan di atas membersitkan hubungan yang akrab antara ayah dan anak, dan sekaligis menunjukkan sifat kebapakan tokoh Karman yang menaruh perhatian pada keluarga yang selama itu ditinggal.Dan Karman adalah tokoh yang tabah dalam menghadapi hal-hal yang menyedihkan.

3.      Pikiran Tokoh
Tidak terpisah dari teknik percakapan antartokoh karena pikiran tokoh akan tertuang dalam percakapannya.
Contoh
“Sekarang nasib kita sama persis, kata Birin.Kita sama-sama mempunyai tiga orang anak.Bedanya istriku hanya tahan 4 bulan dalam kesepian.Jadi istrimu lebih lumayan setiannya.”
“Yah, memang kita senasib.Meski istriku tidak meminta cerai, tetapi kukira sama saja.Selagi aku di rumah ia suka membuka pintu bagi laki-laki lain.Apalagi sekarang!”kata Pak Asep dengan getir.
“Tetapi setidaknya aku mengerti mengapa Karman begitu menderita. Pak Asep, pernakah engkau melihat foto istri Karman?”
“Pernah!Memang dapat kumengerti orang-orang sekampungnya tak akan tahan melihat istri Karman tidur sendiri setiap malam. Ia terlalu menarik.Oh,Karman, sekarang kau percaya; beruntunglah laki-laki yang beristri buntung”
Birin dan Pak Asep terbahak.Namun hanya sebentar,karena Sitepu mendekat.Wajahnya tampak bersungguh-sungguh.Ucapannya pelan tetapi tandas
“Hei cecurut-cecurut! Kalian lupa,partai menuntut segalanya. Partai menuntut segala apa yang ada pada kita”
”Lalu apa artinya seorang istri yang tidak setia!Apa!”
Karman tersinggung.Bangkit menuju biliknya di ujung barak.Rasa tidak hotmatnya atas norma partai bertambah satu lagi.
                    
Yang tertuang dalam cakapan di atas adalah pikiran-pikiran tokoh terhadap kesetian perempuan atau istri.Pikiran-pikiran Birin, Pak Asep dan Sitepu tentang perempuan itu menunjukkan sikap mereka yang kurang simpati kepada perempuan karena tuntutan partai atau keadaan lainnya.

4.      Perasaan Tokoh
Contoh :
Tini menunggu  jawaban ibunya.Tapi Marni bahkan tertunduk.Rasa getir menyapu hati perasaan perempuan itu.Tini kau sudah besar.Kita sama-sama mempunyai hati perempuan.Tentu kau dapat menduga apa yang sedang kurasakan sekarang.Aku takut  kepada ayahmu.Di mata ayahmy aku seorang perempuan tidak bermartabat. Aku...
“ salah ibu sendiri mengapa ibu kawin lagi.Coba kalau tidak, aku takkan pernah disebut orang anak tiri.”
“ Ya anakku!Dan segala sudah terjadi.”
“ Ibu menyesal!”
“Andai penyesalan  itu ada gunanya”
“Ibu masih mencintai ayah?”
Marni tidak menjawab.Jantungnya berdebar kencang.
“Kau mencintau Jabir?”
Kedua ibu anak itu bergembira.Mendadak Tini merasa lebih dewasa.Pengertian tentang perasaan ibunya makin mendalam.Kasian ibuku, pikir Tini.

Kutipan di atas melukiskan bagaimana perasaan ibu anak yang sama-sama wanita.Perasaan sesal dan takut.Marni menggambarkan wataknya yang sesungguhnya, jujur. Demikian pula Tini si anak yang begitu kasihan kepada kondisi batin ibunya, yang sedikit menyesali kejadian yang  menimpa ibunya, menunjukkan watak Tini sebagai wanita yang tahu diri dan berbakti kepada orang tua.

5.      Perbuatan Tokoh
Tindakan, perilaku, dan perbuatan tokoh dapat membawa kita kepada pemahaman tentang watak dan sifatnya.
Contoh :
Di rumah orang tuanya Karma sedang dikerumuni tamu-tamu,tetangga yang sudah lama ditinggalkannya. Ia merasa heran dan terharu, ternyata orang-orang  Pegaten tetap pada watak mereka yang asli.Ramah, bersaudara dan gampang melupakan kesalahan orang.Padahal yang paling dikhawatirkan Karman  adalah sikap membenci yang mungkin diterimanya apabila ia kembali ke Pegaten.Haji Bakir datang berdua dengan istrinya meskipun ia harus dibantu dengan tongkat yang menopang yang menopang tubuhnya yang sudah bungkuk....
Begitu haji Bakir masuk rumah,Karman berlari menjemput dan menjatuhkan diri.Dengan berdiri pada kedua lutunya, Karman memeluk orang tua itu pada pinggangnya.Ia menangis seperti nak kecil ditinggal ibunya ke pasar. Haji Bakir tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengucap hamdallah berulang kali.
Sikap yang dilihatkan Karman saat menjemput haji Bakir adalah bahwa ia punya kesalahn yang sangat besar.perbuatan itu menunjukkan wataknya yang mau mengakui kesalahannya sendiri,instropeksi dan terbuka. Sementara perbuatan haki bakit menunjukkan perbuatan orang yang beriman.s


KATA SAMBUNG (KONJUNGSI)

Batasan           : Kata Sambung/Konjungsi adalah kata yang menghubungkan kata dengan kata lain, menghubungkan bagian kalimat dengan bagian kalimat yang lain, atau menghubungkan kalimat dengan kalimat yang lain.
Konjungtor atau kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.
Contoh:
Farida sedang membaca dan adiknya sedang bermain catur.
Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah saya selesai.
Pembagian Kata Sambung
Kata sambung mempunyai bermacam-macam sifat atau cara dalam menghubungkan kata dengan kata, bagian kalimat dengan bagian kalimat, kalimat dengan kalimat. sifat-sifat atau cara menghubungkannya dapat berlangsung dengan berbagai bentuk sebagai berikut:
a.       Menyatakan Gabungan
contoh: dan, serta, lagi, lagi pula, pula.
b.      Menyatakan pertentangan
contoh: tetapi, akan tetapi, melainkan.
c.       Menyatakan waktu
contoh: ketika, bila, bilamana, sambil, sebelum, sedang, demi, Sejak, selama, semenjak, seraya, sementara, sesudah, tatúala, waktu, saat, sebelum.
d.      Menayatakan tujuan
contoh: supaya, agar
e.       Menyatakan sebab
contoh: sebab, karena, sebab itu, karena itu, karenanya
f.       Menyatakan akibat
contoh: sampai, sehingga
g.      Menyatakan Syarat
contoh: jira, asal, andai, andaikata, andaikan, asaltan, jikalau, sekiranya
h.      Menyatakan pilihan
contoh: atau, maupun, entah
i.        Menyatakan bandingan
contoh: bagaikan, bagai, seperti, seakan-akan
j.        Menyatakan tingkat
contoh: semakin, kian, bertambah
k.      Menyatakan perlawanan
contoh: meskipun, biarpun
l.        sebagai pengantar kalimat
contoh: maka, adapun, akan, bahwasanya, syahdan, hatta, arkian, selanjutnya, lalu, sesudah itu
m.    Menyatakan penjelas
contoh: umpama, yaitu, yakni
n.      Menyatakan sebagai penetap sesuatu
contoh: bahwa

Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungtor dibagi menjadi empat kelompok:
  1. Konjungtor Koordinatif
  2. Konjungtor Korelatif
  3. Konjungtor Subordinatif
  4. Konjungir Antar Kalimat

  1. Konjungtor Koordinatif
Konjungtor Koordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan du unsur atau lebih yang sama pentingnya atau memiliki status yang sama.
Contoh :
Dan penanda hubungan penambahan
Serta penanda hubungan pendampingan
Atau penanda hubungan pemilihan
Tetapi penanda hubungan perlawanan
Melainkan penanda hubungan perlawanan
Padahal penanda hubungan pertentangan
Sedangkan penanda hubungan pertentangan

Konjungtor koordinatif dapat menghubungkan klausa, juga dapat menghubungkan kata.
Contoh :
Dia mencari saya dan  adik saya
Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku?
Sebenarnya anak itu pandai, tetapi malas
Dia pura-pura tidak tahu, padahal tahunya banyak
Ibu sedang memasak, sedangkan Ayah membaca koran

Konjungtor dan atau, kadang-kadang dipakai kedua-duanya secara bersamaan. dalam hal ini cara penulisannya adalah dengan memakai garis miring diantara kedua konjungtor tersebut ( dan/atau ).
Contoh :
Para dekan dan/atau pembantu dekan diminta hadir
Kami mengundang ketua dan/atau sekretaris.
 

  1. Konjungtor Korelatif (bersifat mempunyai hubungan timbal balik)
Konjungtor Korelatif dalah konjungtor yang menghubungkan dua kata, frasa atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungtor korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Contoh :
baik... maupun…
sedemikian rupa… sehingga...
tidak hanya... tetapi juga...
apa (kah)... atau...
bukan hanya... melainkan juga...
entah... entah...
demikian... sehingga...
jangankan..., ... pun...

contoh :
Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok.
Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh
Mobil itu larinya demikian cepatnya sehingga sangat sukar untuk dipotret
Kita harus mengerjakannya sedemikian rupa sehingga hasilnya benar-benar baik
Baik Anda, istri Anda maupun mertua Anda akan menerima cindera mata
Apa(kah) Anda setuju atau tidak, kami akan jalan terus
Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan gagasannya
Jangankan orang lain, orang tuanya sendiri pun tidak dihormati.

  
















































































































































































7 komentar: